Jarum jam
sudah menunjukkan pukul 14.00, dan
kereta api Kertajaya jurusan Jakarta-Surabaya yang akan kami tumpangi sudah
siap meluncur 10 menit lagi. Aku masih duduk di bangku tunggu dengan cemas yang
memburu, duuhh.. nyampe gak ya anak ini. 2 menit berjalan, 5 menit berlalu,
gilaaakk.. layar handphone baru bilang, ‘Aku di lampu merah, maceett..’.
Jiaaaah.. could she make it? 5 menit lagi kereta
berangkat dan aku masih menunggu partner nge-bolang ku di bangku peron. Teman
semasa SMP yang dipertemukan lagi di ibukota karena sama-sama mengadu nasib di
sana. Masih berjodoh dengan anak ini ternyata, karena sama dia juga aku mulai
memberanikan diri bergabung di kelompok-kelompok trip ‘share cost’ ala nge-gembelnya Komunitas Backpacker Indonesia yang
membawa kami ke berbagai petualangan bersama!
Dengan gontai
akhirnya aku putuskan masuk ke kereta duluan. Naruh backpack, kemudian nongol
lagi keluar kereta, anak ini kenapa belum muncul juga? Sempat kepikiran duh..
kayaknya gak jadi deh ni. Masak nanti ngetrip sendiri? Walaupun ntar bakalan
kenal juga sih dengan teman-teman baru, tapi..
Stasiun Pasar
Senen pukul 14.10, aku masih di pintu masuk gerbong 1, harap-harap cemas ke
arah tangga masuk peron 3. Kalau si abang ojek sukses nganter sampai depan
stasiun-pun, dia masih harus lari dari halaman, trus masih tertahan dipintu
pemeriksaan tiket, lumayan butuh waktu! Ku tengok petugas yang berdiri di
samping kepala lokomotif sudah menyingkir minggir, menyiapkan peluit-nya tanda
sebentar lagi kereta berangkat, aaaakkk.. God
help us please! gimana kalo ban keretanya bocor dulu khayalan tingkat
tinggi ato masinisnya mules-mules kena diare, atooo aaaakkk.. sekumpulan
dongeng ilusi memenuhi kepala ini.
Tiga.. dua..
satu.. peluit terangkat, daaannn… sosok mungil itu akhirnya nampak juga! Aku lambaikan
tanganku setinggi-tingginya. Dengan napas yang masih terengah-engah mirip orang
dikejar hantu akhirnya si partner sukses masuk ke gerbong kereta! Dan ketika
kami baru saja duduk di kursi 23D-E, keretapun spontan jalan. Horeeeeee! She make it! Dan dimulailah petualangan
kami explore sisi timur pulau Jawa,
menjelajah air terjun Madakaripura, gunung Bromo, kawah Ijen dan Taman Nasional
Baluran.
Rencananya
adalah, kami akan sampai di Stasiun Pasar Turi, Surabaya pukul 3.25 pagi dan
stasiun ini akan menjadi meeting point
dengan teman-teman backpacker lain. Rombongan kami cukup banyak, sekitar 18 orang
sampai Bromo dan 15 orang sampai selesai trip. Empat spot yang akan kami tuju
masing-masing berada di tiga kota yang berbeda, Madakaripura dan Bromo terletak
di Kabupaten Probolinggo. Untuk kawah Ijen berada di Kabupaten Bondowoso,
sedangkan Baluran ada di Kabupaten Banyuwangi. See! bisa disebut dari ujung barat pulau ke ujung timur pulau kan
perjalanan kami! Dan perjalanan ini akan membutuhkan waktu 4 hari rekor
nggembel terlama saat ini :D
So.. should we start now?! Yeaahh.. \^_^/
Stasiun Pasar Turi-Surabaya (Nova's cam-thanks ya :)) |
Air Terjun Madakaripura
Masih
terletak di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, air terjun yang indah
ini jangan sampai terlewat ya kalo kalian berkunjung ke Bromo. Jalurnya masih
di bawah jauuuh sebelum Bromo. Jalannya pun masih kecil dan sempit, hanya muat
elf mungkin kendaraan yang paling besar, kalo naik bus gedhe terlalu berbahaya
karena sampingnya sudah jurang yang dalam!
Konon katanya,
air terjun ini merupakan tempat Maha Patih Gajah Mada, Patih terkenal dari kerajaan
Majapahit bertapa. Dari pertapaannya tersebut terlahirlah sumpah terkenal yang disebut
‘Sumpah Palapa’, dimana Beliau tidak akan bersenang-senang sebelum Nusantara
bersatu di bawah Majapahit.
Patung Mahapatih GajahMada |
Treking
menuju air terjun cukup asyik, penduduk lokal sih bilang, ‘Deket mbak, sekitar
1 km lah.. tapi buat penduduk sini, hahahha’.
Jiaaaahhh..
pake asterisk -tapi buat penduduk sini-
lagi. But, memang tidak terlalu jauh
kok temans. pemandangannya juga bagus. Susur sungai berbatu, di antara tebing
tinggi menjulang yang penuh dengan tumbuhan khas hutan hujan tropis. It’s Great!
Treking menuju air terjun |
Tips jika ke
sini, jangan lupa bawa jas hujan ya, tidak perlu yang berat-berat, jas hujan
murmer versi yang biasa dipakai kalo naik sepeda itu juga tak apa. Payung juga
boleh sih tapi itu akan mengganggu pergerakanmu, jadi prefer jas hujan. Kalo kelupaan bawa, ada penyewaan maupun yang
jual jas hujan juga sih di sana. Kenapa harus bawa jas hujan? Karena kalo tidak kamu akan basah semua!
Uniknya air
terjun ini adalah kamu akan menikmati sensasi hujan-hujanan di bawah air terjun!
Jadi untuk menuju ke air terjun utama, kamu akan melewati guyuran anak air
terjun yang jatuh bagaikan tirai air. Makanya kamu harus pake jas hujan. But It’s wonderful, cekidot!
Tirai air dari Madakaripura waterfall |
Air terjun
utama ukurannya lebih besar dan lebih tinggi. Letaknya seperti berada di ceruk.
Yang unik, bentuk ceruknya ini jika dilihat dari bawah akan menyambung seperti
penampakan mata! Wow.. enggak serem kok, tapi keren! Sayangnya tidak bisa
mengabadikan dengan kamera sendiri karena takut kamera basaaaah. Tapi ada dari
kamera temen kok, tenang aja ;D. Dari internet sih dapet gambar ini, hehehehe:
Air terjun utama Madakaripura (http://jelajah-nesia.blogspot.com/2012/03/dunia-yang-hilang-di-air-terjun.html) |
As the shape of an eye (Nova’s cam thanks yah :D) |
Eksplorasi
kami berakhir menjelang sore hari. Selanjutnya kami menuju ke homestay di Bromo
untuk sejenak beristirahat dan beraksi lagi jam 3.00 pagi! HuhaaH! ^^
To be continued....
0 comments:
Post a Comment